Sabtu, 31 Agustus 2013

Abbas; The American-Israeli’s Best Friend?



SIAPA pun yang sudah akrab dengan hubungan “khusus” antara AS dan Israel tidak akan pernah terkejut melihat hubungan Mahmoud Abbas dengan keduanya. Perdana Menteri Israel, Bibi Netanyahu dan Menteri Luar Negeri Avigdor Lieberman tidak bisa punya teman yang lebih baik lagi daripada Mahmud Abbas, Saeb Erekat, Yasser Abed Rabbo, Nabil Abu-Rudeina dan tim perunding Palestina. Lupakan Washington, di sini kita berbicara tentang Ramallah.

Abbas secara gegabah diklaim sebagai Presiden Palestina. Ia bermukim dan berkuasa di Ramallah. Selama bertahun-tahun dia melakukan hal yang sama dengan Bibi Netanyahu; membangun dan memperluas permukiman.

Pembangunan lanjutan dan perluasan permukiman tidak menghentikan negosiasi yang melibatkan Ehud Olmert, Ehud Barak, Tzipi Livni, Mahmoud Abbas, Saeb Erekat, Yasser Abed Rabbo, Ahmed Qurai dan Nabil Abu-Rudeina. Pada kenyataannya, bahkan perang Israel terhadap Gaza dan perusakan sekitar 35.000 rumah, sekolah dan rumah sakit dan pembunuhan berdarah dingin atas 1.500 orang rakyat Gaza tidak menghentikan Mahmoud Abbas dan timnya untuk bernegosiasi dengan tim Israel.

Presiden AS, Barack Obama dinilai orang sudah cukup frustrasi bagaimana menangani Palestina. Terima kasih kepada Mahmoud Abbas dan tim negosiasinya; Bibi Netanyahu tak pelak mendapatkan apa yang dia inginkan, yaitu sekadar setuju untuk memperpanjang pembekuan pemukiman itu selama dalam bulan-bulan mendatang.

Dalam rentang waktu itu, Israel mendapatkan miliaran dolar paket bantuan militer dan jaminan keamanan lainnya dari AS. Israel kemudian bisa menempatkan pasukannya secara permanen di perbatasan Yordania dan di Lembah Yordan. AS pun mendapat jaminan bahwa Palestina tidak akan pergi ke PBB atau Dewan Keamanan dan mencari ganti rugi. Mahmoud Abbas tidak akan pernah membawa kemanapun permasalahaan pemukiman, deklarasi sebuah negara, masalah perbatasan, pengungsi, Yerusalem atau isu utama lainnya.

Jadi, setelah perundingan ini dan perundingan itu, maka akan selalu ada perundingan yang lainnya menyusul. Begitu seterusnya. Nah…

0 komentar:

Posting Komentar