Jumat, 06 September 2013

Detik-Detik Sebelum Saddam Hussein Digantung Mati (1)


saddam hussein execution Detik Detik Sebelum Saddam Hussein Digantung Mati (1)
HAKIM Abdul Rauf Abdul Rahman memutuskan hukuman gantung bagi mantan Presiden Iraq, Saddam Husien, karena terbukti secara sah melakukan pembunuhan terhadap 148 orang Syiah di wilayah Dujail.
Keputusan hukuman gantung itu disambut denggan teriakan takbir oleh Saddam : “Hidup Iraq, Hidup rakyat Iraq, Allah Akbar, Allah Akbar, matilah para pengkhianat “, teriaknya. Keputusan Hakim Abdul Rahman itu, pasti berdampak bagi masa depan Iraq, dan akan semakin dalamnya konflik antara minoritas Sunni dengan mayoritas Syiah di Iraq.
Keputusan Hakim Abdul Rahman yang menjatuhkan hukuman mati terhadap Saddam itu, mendapatkan kecaman dari mantan mantan Jaksa Agung AS, Ramsey Clark, yang pernah menjadi pengacara Saddam, terang-terangan mengkritik keputusan yang dituduh tidak adil. “Keputusan ini tidak rasional, yang hanya berdasarkan dendam, dan akan semakin membawa Iraq ke lembah perang saudara,” tukasnya ketika.
Bisa jadi pernyataan Clark itu benar. Sebab, Abdul Rauf Abdul Rahman, yang menjadi pengganti Rizgar Amin, yang mengundurkan diri itu, adalah keturunan Kurdi, yang berasal dari wilayah Halabjah, yang pernah di bom Saddam, yang menggunakan gas saraf, yang mengakibatkan ribuan orang tewas, termasuk keluarga Abdul Rahman.
Dilihat dari keputusan itu sudah dapat menggambarkan hanyalah sebuah lampiasan dendam politik, yang dilakukan para penentang Saddam, dan dikendalikan oleh fihak musuh Iraq, yang kemudian menginvasi negeri l001 malam, yaitu Amerika. Hakim Abdul Rahman yang menggantikan Rizgar Amir adalah veteran Kurdi. Di mana kelompok Kurdi sepanjang sejarah memusuhi pemerintahan Saddam. Bahkan, mereka memiliki dendam sejarah, karena Saddam pernah melakukan pemboman dengan menggunakan gas saraf, yang mengakibatkan ribuan orang Kurdi, yang tinggal di wilayah Halabjah, tewas.
Abdul Rahman yang lahir tahun l941 dari wilayah Halabjah, dan termasuk saudara- saudaranya, memang menjadi korban gas saraf. Saddam menentang keras terhadap usaha-usaha yang dilakukan suku Kurdi yang ingin memisahkan wilayah mereka dari Iraq, dan membentuk negara sendiri. Jalal Talabani, yang sekarang terpilih menjadi presiden Iraq adalah salah satu dari pemimpin Kurdi, yang secara gigih ingin memisahkan Kurdi dari Iraq.
Keputusan hukuman gantung yang dijatuhkan Hakikm Abdul Rahman kepada Saddam, sesuatu yang tak dapat dihindari. Karena, waktu terjadi perang antara Iraq – Iran. Di mana kelompok Syiah, yang tergabung dalam Partai Da’wah, berkomplot dengan Iran, berusaha membunuh Saddam Hussen. Artinya, mereka berkomplot dengan musuh Iraq, dan melakukan kerjasama untuk membunuh pemimpin Iraq, Saddam Husien. Maka, di manapun tindakan yang diambil oleh negara terhadap para kelompok pengkhianat, apalagi berusaha melakukan pembunuhan, seperti yang dilakukan kelompok Syiah di Dujail itu, tindakan Saddam sebagai penguasa, dan dalam kondisi darurat (perang), dipandang sebagai tindakan yang dapat dipahami.
Maka, seperti yang dikatakan mantan Jaksa Agung AS, Ramsey Clark, bahwa keputusan pengadilan Iraq terhadap Saddam, bukanlah keputusan pengadilan, yang adil, tetapi lebih berdasar kepentingan politik, yang ingin menghabisi seluruh penguasa Iraq di masa lalu, termasuk Saddam Husien.
Kolaborasi kelompok Kurdi, Syiah, dan Amerika, yang menguasai dan penentu di Iraq, berkomplot menghabisi seluruh akar kekuatan Saddam dan Baath, yang masih ada di Iraq. Kelompok Syiah yang merupakan kelompok mayoritas di Iraq, yang kini menjadi pemain baru dalam era politik di Iraq, pasca Saddam, secara bertahap menancapkan kekuatannya di angkatan bersenjata Iraq.
Melalui dukungan Amerika kelompok Syiah melakukan rekrutmen anggota baru, yang memenuhi jajaran angkatan bersenjata dan polisi Iraq. Kelompok Syiah terus mendapatkan latihan militer dari Amerika, dan dukungan dari Garda Revolusi Iran, dan sejumlah anggota intelejen Iran, terus mengembangkan kekuatan militernya. Kebijakan ini diambil PM.Nur Maliki, yang memiliki hubungan sangat dekat dengan Teheran. Karena, Nur Maliki, yang terpilih menjadi perdana menteri, yang menggantikan pejabat perdana menteri sebelumnya, Ibrahim Ja’fari, adalah orang yang pernah tinggal lama di Iran.
Berdasarkan konstitusi yang baru di Iraq, memang memberikan keuntungan politik bagi kelompok Syiah. Konstitusi ini dirancang fihak Amerika, yang ingin membagi-bagi Iraq, berdasarkan etnis. Dan, faktanya Iraq sekarang, terkapling-kapling dalam kelompok etnis dan sekte aliran. Tiga kekuatan politik di Iraq, yaitu Kurdi yang di wilayah utara, kelompok Sunni di wilayah tengah, dan mayoritas Syiah di wilayah Selatan. Secara politik sekarang kelompok Syiah mendo- minasi politik di Iraq. Parlemen Iraq, mayoritas dikuasai kelompok Syiah. Demikian pula, dalam pemerintahan dikuasai kelompok Syiah.
Dan, yang paling menentukan adalah militer dan polisi Iraq, yang sudah direstrukturisasi mayoritas di isi oleh kelompok Syiah. Sejauh ini, para pemimpin Syiah termasuk Aya- tollah Ali Sistani, memberikan du- kungan dan bersikap moderat terhadap Amerika. Kelompok Syiah yang melakukan perlawanan, seperti kelompok milisi al-Mahdi, yang dipimpin Mohtada al-Sadr telah diminta untuk menghentikan perlawanan terhadap tentara pendudukan. Bahkan, secara bersama-sama dengan tentara pendudukan, tentara pemerintah, dan milisi al-Mahdi, sekarang ini memburu para pejuang Iraq, yang berasal dari kelompok Sunni untuk dihancurkan. [mashadi]
BERSAMBUNG

0 komentar:

Posting Komentar